Pages

Friday, February 11, 2011

kesaksian iblis laknatullah..

Dari Muadz bin Jabal dari Ibu Abbas: Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, terdengar panggilan seorang dari luar rumah:” wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku “Rasulullah bersabda.” Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu”. Beliau melanjutkan, “itu iblis, laknat Allah bersamanya.” Umar bin Khattab berkata : “izinkan aku membunuhnya wahai Rasullulah”. Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik”.

Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi. Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin”, Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT sebagai makhluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: ” Wahai Muhammad, aku datang kesini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa”.
“Siapa yang memaksamu?”
“Seorang malaikat utusan Allah mendatanganiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin “.
“Oleh karena itu aku sekarang mendatanganimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh”.

*Orang yang dibenci Iblis*

Rasulullah SAW lalu bertannya kepada iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?” iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah makhluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?” tanya Rasulullah
“Pemuda yang bertaqwa memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“Lalu Siapa lagi?”
“Orang alim dan wara’ (loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”
“Seorang yang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain?”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang – orang yang sabar”.
“Selanjutnya apa?”
“Orang yang bersyukur”
“Apa tanda kesukurannya ?”
“ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya”.
“Orang seperti Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab ?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin Affan?”
“Aku Malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT).

* Amalan yang Dapat Menyakiti Iblis*

“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat ?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar,” “kenapa ?”
“Sebab, setiap seorang hamba abersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa ?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji ?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al – qur’an ?”
“Aku merasa meleleh laksana timah di atas api”
“Jika ia bersedekah”
“ Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu ?”
“ Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu ?”
“Suara kuda perang dijalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu ?”
“Taubat orang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar diwaktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu ?”
“ Sedekah yang diam – diam.”
“ Apa yang dapat merusak wajahmu ?”
“ Shalat fajar.”
“ Apa yang dapat memukul kepalamu ?”
“Shalat berjama’ah.”
“ Apa yang paling mengganggumu ?”
“ Majelis para ulama.”
“ Bagaimana cara makanmu ?”
“ Dengan tangan kiri dan jariku .”
“ Dimanakah kau menaungi anak – anak mu dimusim panas ?”
“ Dibawah kuku manusia .”

* Manusia Yang Menjadi Teman Iblis*

Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis ?”
“Pemakan riba”
“Siapa sahabatmu ?”
“ Pezina”
“ Siapa teman tidurmu “
“ Pemabuk. “
“ Siapa utusanmu ?”
“ Tukang sihir.”
“ Apa yang membuatmu gembira ?”
“ Bersumpah dengan cerai.”
“ Siapa kekasihmu?”
“ Orang yang meninggalkan shalat jum’at.”
“ Siapa manusia yang paling membahagiakanmu ?”
“ Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.”

*Iblis Tidak Berdaya Dihadapan Orang yang Ikhlas*

Rasullullah SAW lalu bersabda :”Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu”.
“Iblis segera menimpali : “ tidak. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang saleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?”
“Tidaklah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat orang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku. “

*Iblis dibantu oleh 70.000 anak – anaknya*

Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak dan setiap anak memilki 70.000 syaitan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk mengganggu anak – anak muda, sebagian untuk mengganggu orang tua sebagian untuk menggunggu wanita tua, sebagian anakku juga aku tugaskan kepada para zahid. Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjama’ah. Tanpanya manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjama’ah.

Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu dimata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur hingga pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada dilidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seseorang wanita yang berjalan, anakku dan syaitan duduk dipinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.
Syaitan juga berkata ,”Keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak –anakku selalu menyusup dan berubah ke satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya mereka menyembah allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad ? Bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya sembuh seketika. Aku terus meggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.

*Cara Iblis Menggoda*

Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Barang siapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa derngan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata-kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak-anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, Cerai.

Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur – ngulur shalat, Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikkan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia menundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya ke mukanya.

Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya lihat kiri dan kananmu, ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku ucapkan ‘salatmu tidak sah’. Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. I apun shalat seperti ayam yang mematuk beras.
Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjama’ah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkan sebelum iamam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. dan ia pun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedangfkan aku amemerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. Aku katakan padanya, “Kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.

Ia pun mati dalamkekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan. Wahai Muhammad, apakh engkau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari Islam ?”

*10 Permintaan Iblis Kepada Allah SWT*

“Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“ Apa saja?”
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan”(Qs Al Isra :64).
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga dari makanan haram dan bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah. Maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.
Aku minta agar bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku. Aku minta agar Allah memberikan saudaraku, maka ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman, “ Orang – orang boros adalah saudara – saudara syaitan. “(Qs. Al – Isra:27).
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “silakan”, aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.

Iblis berkata : “ Wahai Muhammad, aku tak bisa meyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda,”
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorang pun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun dimuka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang telah ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.

Rasulullah SAW lalu membaca ayat : “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud : 118 – 119). Juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku: (Qs Al-Ahzab :38). Iblis lalu berkata : “Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para Nabi dan Rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk – makhluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tak berbohong.”

Sumber : Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyidin Ibnu Arabi /Darul ‘Ilmi al – Munawar asy-Syamsiyah, Madinah.

( Ulama wara berkata : Berbuat baiklah sekuat tenagamu untuk mencapai SYURGA,dan janganlah engkau Menyandarkan terlebih dahulu kepada TAKDIR ).

Ketika iblis lebih sopan berbanding Da'i

Ketika bashirah telah tertutup dan akal sehat telah tiada serta kecintaan kepada dunia telah menjalar, maka pengetahuan agama menjadi tidak berguna dan malah menjadi bencana serta sumber penyesatan yang membinasakan, sehingga menjadikan orangnya lebih lancang dan lebih kafir dari iblis laknatullah.

Itulah realita banyak da’i dan sarjana universitas yang berlebel Islam pada masa sekarang dimana mereka itu telah meninggalkan prinsip tauhid dan jihad dan malah menjadi pengusung jalur demokrasi. Seharusnya mereka itu menjadi pelopor umat dalam dakwah tauhid dan jihad untuk menegakkan kalimat Allah dan menggerakkan umat untuk menyingkirkan para thaghut yang telah mengotori bumi Allah dengan kebejatan dan yang telah merampas kebebasan umat Islam, namun ternyata para da’i dan sarjana itu malah bergandeng tangan dengan para perusak itu menggagahi umat dan mengotori kehormatan agama Allah, bahkan dengan dalih agama.

Diantara mereka berdalih dengan jabatan Nabi Yusuf ‘alaihissalam pada raja yang kafir sebagai menteri pangannya untuk melegalkan jabatan sebagai menteri atau anggota parlemen pada pemerintahan thaghut masa sekarang. Jadi menurut mereka jabatan menteri atau legislatif sekarang ini adalah boleh dan sah-sah saja karena Nabi Yusuf ‘alaihissalam juga menempatinya pada raja yang kafir di Mesir.

Kita bertanya kepada mereka: Apakah Nabi Yusuf ‘alaihissalam saat menjadi menteri di raja yang kafir itu, beliau menerapkan atau memakai undang-undang raja (thaghut) ataukah memakai hukum Allah?

Kalau mereka menjawab: Beliau memakai hukum Allah ta’ala.

Maka kita bertanya: Kalau para da’i kalian yang menjadi menteri atau anggota Parlemen, apakah yang diikuti dan dijalankannya hukum Allah ta’ala ataukah undang-undang buatan?

Mereka pasti menjawab: Memakai undang-undang buatan.

Maka kita katakan: Kalau begitu kenapa kalian menyamakan posisi Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang tidak memakai hukum thaghut dengan posisi mereka yang memakai hukum thaghut, bukankah ini qiyas yang tidak sama?!!!

Kemudian kalau mereka malah menjawab: “Bahwa Nabi Yusuf ‘alaihissalam itu memang memakai hukum raja (thaghut).”

Maka kita katakan: Kalian mendustakan Al Qur’an dan bahkan kalian kafir melebihi kekafiran iblis laknatullah.

Pertama “Kalian mendustakan Al Qur’an” karena kalian mendustakan firman Allah ta’ala :

مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ

“Tidak mungkin dia (Yusuf) membawa saudaranya ke dalam undang-undang raja.” [Yusuf: 76]

Sedangkan orang yang mendustakan Al Qur’an adalah orang kafir, sebagaimana firman-Nya :

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى اللَّهِ وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكَافِرِينَ

“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat kebohongan terhadap Allah dan mendustakan kebenaran yang telah datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam ada tempat tinggal bagi orang-orang kafir?.” [Az Zumar : 32]

Dan diantara kebenaran yang telah datang itu adalah pemberitahuan Allah bahwa Yusuf ‘alaihissalam tidak memakai hukum raja (thaghut) dan justru ia memakai hukum Allah ta’ala, yaitu bahwa si pencuri itu dijadikan budak selama satu tahun sebagaimana itu adalah syari’at Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Yusuf ‘alaihissalam berkata saat saudara-saudaranya meminta agar saudaranya itu digantikan dengan salah seorang dari mereka :

قَالَ مَعَاذَ اللّهِ أَن نَّأْخُذَ إِلاَّ مَن وَجَدْنَا مَتَاعَنَا عِندَهُ إِنَّآ إِذًا لَّظَالِمُونَ

“Dia (Yusuf) berkata :”Aku memohon perlindungan kepada Allah dari menahan (seseorang), kecuali orang yang kami temukan harta kami padanya, jika kami (berbuat) demikian, berarti kami orang yang zalim.” [Yusuf : 79]

Kemudian pernyataan kami bahwa kalian ini lebih kafir dari iblis laknatullah adalah dikarenakan iblis saat bersumpah di hadapan Allah akan menyesatkan semua manusia, namun ia mengecualikan hamba-hamba Allah yang mukhlashin (terpilih), yaitu bahwa mereka tidak akan bisa dia sesatkan.

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ، إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“(Iblis) berkata: ”Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Mu yang terpilih di antara mereka.” [Shaad : 82-83]

Yaitu iblis tidak akan bisa menjerumuskan hamba-hamba Allah yang terpilih ke dalam dosa apalagi ke dalam kekafiran dan kemusyrikan. Sedangkan Yusuf ‘alaihissalam itu adalah termasuk hamba-hamba Allah yang terpilih, sebagaimana firman-Nya ta’ala :

كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاء إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِين

Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.” [Yusuf : 24]

Sedangkan kalian dengan menyatakan bahwa Yusuf ‘alaihissalam itu memakai hukum raja berarti telah menuduh beliau melakukan kekafiran dan kemusyrikan, karena tahakum (merujuk hukum) kepada hukum buatan (thaghut) adalah kekafiran, sebagaimana firman-Nya perihal orang yang berpaling dari hukum Allah ta’ala kepada hukum buatan (thaghut):

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ

“Apakah kamu tidak memperhatikan kepada orang-orang yang mengklaim bahwa mereka itu beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu, akan tetapi mereka ingin merujuk hukum kepada thaghut, padahal mereka sudah diperintahkan untuk kafir terhadapnya.” [An Nisa: 60]

Juga vonis kafir yang Allah ta’ala berikan bagi orang yang berpaling dari memutuskan dengan hukum Allah dan malah memakai hukum buatan :

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Dan barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itulah orang-orang yang kafir.” [Al Maidah : 44]

Juga vonis musyrik yang Allah ta’ala sematkan bagi orang yang mengikuti satu hukum buatan (thaghut):

وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

“Dan bila kalian mematuhi mereka, maka sesungguhnya kalian benar-benar orang musyrik.” [Al An’am : 121]

Jadi kalian mengetahui bahwa kenapa iblis laknatullah lebih sopan daripada kalian…?!!!

Terus kami bertanya kepada kalian : Apakah Nabi Yusuf saat memangku jabatan menteri itu beliau mengikrarkan sumpah atau janji setia kepada undang-undang raja (thaghut)?

Kalau kalian menjawab: Tidak,” Maka kami bertanya lagi: Kalau para menteri atau anggota parlemen demokrasi sekarang saat menjabat jabatan-jabatannya itu mengikrarkan sumpah atau janji setia kepada UUD dan undang-undang thaghut atau tidak?

Bila kalian menjawab –dan memang harus menjawab-: ya, mengikrarkan.”

Maka kami katakan: Kalau demikian halnya, kenapa kalian menyamakan posisi Yusuf ‘alaihissalam yang tidak bersumpah setia kepada thaghut dengan menteri dan anggota parlemen kalian yang mengikrarkan sumpah dan janji setia kepada thaghut?!!! Bukankah ini penyamaan dua hal yang berbeda, dan kemana akal kalian?!!! Apa sudah lenyap bersama rupiah dan mobil mewah …?!!!

Kalau kalian menjawab: Bahwa Yusuf ‘alaihissalam bersumpah setia kepada hukum raja (thaghut).”

Maka kami katakan: Kalian lebih bejat dari iblis, karena janji setia atau sumpah setia kepada hukum buatan itu adalah kemurtaddan, sebagaimana firman-Nya ta’ala :

إِنَّ الَّذِينَ ارْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْهُدَى الشَّيْطَانُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَى لَهُمْ ، ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ

“Sesungguhnya orang-orang yang berbalik (kepada kekafiran), setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, setanlah yang merayu mereka dan memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang yang tidak senang kepada apa yang diturunkan Allah: “Kami akan mematuhi kalian dalam sebagian urusan.” [Muhammad: 25-26]

Padahal Yusuf ‘alaihissalam termasuk hamba Allah yang terpilih yang dikecualikan iblis dari bisa disesatkan.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan akal pikiran….

Kalau kalian bertanya: Jadi bagaimana posisi Yusuf ‘alaihissalam yang menjadi menteri di raja kafir itu sebenarnya?

Ketahuilah bahwa Yusuf ‘alaihissalam diangkat menjadi menteri oleh raja yang kafir dengan keleluasaan penuh tanpa batas setelah beliau mentakwil mimpi si raja, diketahui kejujurannya dan setelah beliau berbicara dengan raja tentang suatu hal:

وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مِكِينٌ أَمِينٌ

“Dan raja berkata: “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia (Yusuf), dia (raja) berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi orang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” [Yusuf : 54]

Apakah materi pembicaraan Yusuf ‘alaihissalam dengan raja itu? Apakah cerita cinta isteri Al Aziz kepadanya dan keterpesonaan para wanita terhadapnya? Apakah cerita semacam itu layak dilontarkan seorang rasul kepada seorang tokoh penting yaitu si raja? Ataukah kita mesti menafsirkan materi pembicaraan itu dengan husnudhdhan kepada Yusuf ‘alaihissalam karena posisinya sebagai rasulullah? Ya, ini yang semestinya kita lakukan, dimana kita harus memastikan materi pembicaraan rasulullah kepada si raja itu adalah penjelasan inti dakwah rasul, sebagaimana firman-Nya ta’ala :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat, (mereka menyerukan): ”Ibadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah thaghut itu.”” [An Nahl :36]

Jadi beliau itu mengajak si raja untuk bertauhid, yaitu ibadah hanya kepada Allah ta’ala dan menjauhi segala thaghut, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menyurati dan mengajak para raja untuk masuk Islam dengan tunduk kepada ajaran Allah ta’ala. Dan ternyata si raja itu walaupun dia tidak menerima ajakan Yusuf ‘alaihissalam untuk bertauhid, akan tetapi dia tidak mempermasalahkan prinsip Yusuf ‘alaihissalam itu dan malah mempersilahkan berbuat sesuka hati dengan memberikan kepadanya kedudukan yang tinggi tanpa batas lagi tidak diikat oleh hukumnya lagi diberikan kepercayaan seluas-luasnya untuk mengurusi ekonomi negerinya: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi orang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.” [Yusuf : 54]

Jadi beliau ini seolah negara di dalam negara, dan apakah para menteri zaman ini dan para anggota parlemen bisa melaksanakan tugasnya di luar UUD dan UU yang berlaku di negeri ini dan mereka seluas-luasnya memakai hukum Islam?!!!… Mana mungkin … Mimpi kali …!!!

Kemudian tamkin (kedudukan leluasa tanpa batas dari raja) yang didapatkan Yusuf ‘alaihissalam itu sebenarnya adalah tamkin dari Allah ta’ala:

وَكَذَلِكَ مَكَّنِّا لِيُوسُفَ فِي الأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاء

“Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir), untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki.” [Yusuf : 56]

Dengan tamkin dari Allah ta’ala ini Yusuf bisa leluasa kemana saja pergi di negeri Mesir, sedangkan ciri-ciri dan sifat-sifat orang yang diberikan tamkin di muka bumi itu adalah :

الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ

“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di bumi, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan memerintahkan berbuat yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar.” [Al Hajj : 41]

Jadi Yusuf ‘alaihissalam memerintahkan berbuat yang ma’ruf, melarang dari yang mungkar, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Sedangkan perbuatan ma’ruf tertinggi adalah tauhid dan perbuatan mungkar terburuk adalah syirik. Berarti Yusuf ‘alaihissalam menjaharkan tauhid dan mendakwahkannya dengan leluasa, bagaimana tidak, sedangkan pada saat beliau ditindas dan pada kondisi dipenjara saja beliau menjaharkan tauhid, sebagaimana ucapannya kepada kawan-kawannya di sel :

إِنِّي تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَهُم بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ، وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَآئِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَن نُّشْرِكَ بِاللّهِ مِن شَيْءٍ ذَلِكَ مِن فَضْلِ اللّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَشْكُرُون، يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، مَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِهِ إِلاَّ أَسْمَاء سَمَّيْتُمُوهَا أَنتُمْ وَآبَآؤُكُم مَّا أَنزَلَ اللّهُ بِهَا مِن سُلْطَانٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ لِلّهِ أَمَرَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya aku telah meninggalkan millah kaum yang tidak beriman kepada Allah, dan mereka itu tidak beriman kepada hari akhirat, dan aku mengikuti millah nenek moyangku: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan apapun dengan Allah, itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. Wahai kedua penghuni penjara! Manakah yang baik, tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Apa yang kalian sembah selain Dia hanyalah nama-nama yang kalian buat-buat, baik oleh kalian sendiri ataupun oleh nenek moyang kalian. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Yusuf : 37-40]

Bila saja dalam kondisi tertindas beliau menjaharkan tauhid dan keberlepasan dari syirik, maka apalagi saat sudah diberikan tamkin dari Allah kemudian si raja pun tidak mempermasalahkannya…..

Jadi jelaslah di dalam kisah Yusuf ‘alaihissalam ini tidak ada dalil bagi para du’at kaum musyrikin yang melegalkan syirik..

Paling masalahnya adalah hukum bekerja di raja (penguasa) atau pemerintah yang kafir bagi orang yang bebas merdeka menjaharkan tauhid dan menampakkan keberlepasan dari thaghut dan syirik, sedang ini adalah kaitan dengan syari’at yang dibolehkan di dalam syari’at Yusuf ‘alaihissalam dan diharamkan di dalam syari’at Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam melarang umatnya bila penguasanya durjana (muslim memiliki tauhid tapi aniaya) dan zalim, beliau melarangnya menjadi polisi, arif (orang yang menjadi perantara antara penguasa dengan rakyatnya, semacam RT, RW, Kades dll), pemungut zakat dan pemegang perbendaharaan, maka bagaimana halnya kalau pemimpinnya kafir ?!!! maka lebih haram lagi.

Uraian ini atas dasar bahwa si raja itu kafir, namun ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa dia itu muslim, maka ini lebih jelas lagi.

Semoga uraian ini bisa memuaskan pencari kebenaran, dan adapun lalat-lalat maka yang dia cari hanyalah kotoran, sehingga bila masalah ini sudah dibersihkan dari kotoran syubhat maka dia akan lari mencari kotoran syubhat. Tapi yakinlah bahwa setiap syubhat itu pasti ada jawabannya di dalam nash wahyu, sebagaimana janji-Nya :

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

“Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik.” [Al furqan : 33]

Wallahu a’lam

Pertiga akhir Sya’ban 1431 H

Mu’taqal NKB PMJ

Abu Sulaiman

i